Bagaimana mencapai keberhasilan dalam suatu profesi yang rumit dan penuh resiko? Bagaimana menjadi hebat dalam suatu bidang yang didalamnya kesalahan kadang tak terhindarkan dan tak terduga?
Sembri menghadapi kelelahan, keterbatasan sarana, dan ketidaksempurnaan kemampuan dalam segala hal yang kita lakukan, kita semua berusaha bekerja sebaik-baiknya. Namun, dalam dunia kedokteranlah dorongan untuk bisa berbuat sebaik mungkin mencapai puncaknya, karena tiap keputusan menyangkut hidup-mati manusia. Atul Gawande menelusuri bagaimana para dokter berusaha mempersempit kesenjangan antara harapan terbaik dan pekerjaan yang benar-benar dilakukan, sambil menghadapi berbagai rintangan yang sering tampak tak dapat dilewati.
Gawande bukan sekadar dokter bedah biasa; ia tak hanya mampu membedah pasien, tapi juga membedah hal-hal yang terjadi di bangsal, di ruang operasi, dan di dalam hati para dokter, bahkan hal-hal yang tabu untuk dibicarakan. Kisah-kisahnya tentang kecermatan, gagasan cemerlang, dan makna berbuat sebaik mungkin membawa kita ke tenda bedah medan perang di Irak, ruang persalinan di Boston, wabah polio di India, dan persidangan malapraktik di seantero Amerika Serikat.
Gawande juga membahas dilema etis keterlibatan dokter dalam hukuman suntik mati, meninjau pengaruh uang dalam kedokteran modern, dan menceritakan sejarah mencuci tangan yang ternyata penuh ketegangan.
Better adalah tamasya menarik yang disampaikan oleh "seorang penulis dengan pena pisau bedah dan mata sinar-X" (Time). Penelusuran Gawande atas tindak-tanduk para profesional medis dan bagaimana mereka berubah dari "lumayan" ke "hebat" memberikan wawasan langka mengenai syarat dan wahana keberhasilan yang bisa diteladani segala bidang kehidupan.
Download
0 komentar:
Posting Komentar