Pada saat heboh kasus blokir situs di Indonesia, ada satu pihak yang tersenyum. Mereka
adalah para pemilik situs web proxy. Kenapa? Karena semakin banyak situs yang diblokir,
maka kans mereka untuk mendapat tambahan pengguna semakin besar. Tidak hanya di pasar
lokal, di luar negeri pun kebanyakan pemakai layanan web proxy adalah para pelajar,
mahasiswa, maupun pekerja yang situs favoritnya menjadi korban kebijakan blokir di tempat
mereka mengakses internet.
Pada awalnya, saya termasuk yang heran kenapa begitu banyak orang yang tertarik untuk
masuk ke bisnis web proxy. Selain saingannya banyak, mencari hosting yang
memperbolehkan situs web proxy gampang-gampang susah. Kalau pun ada, harganya pun di
atas standar.
Namun sekarang, setelah mencoba sendiri masuk ke dalam bisnis tersebut dengan bermodal
beli 2 buah e-book tentang bisnis web proxy, akhirnya saya paham bahwa sebenarnya
berbisnis dengan menyediakan layanan ini kepada yang membutuhkan adalah hal yang
cerdas.
Sedikit hitung-hitungan.
Situs web proxy saya dibuka pada tanggal 14 April lalu. Scriptnya gratis, tapi total biaya
yang saya keluarkan untuk hosting, domain, dan promosi (saya memilih alternatif cepat)
adalah sebesar $150. Timbal baliknya, situs web proxy tersebut mendapatkan pengunjung unik 3000 ~ 5000 per hari dan penghasilan rata-rata $7 - $10 kumulatif dari Google AdSense
dan AdBrite.
Download
Password
0 komentar:
Posting Komentar